Keblinger

Keblinger

Renungan: "TEMAN PERLU DOAMU, TAPI ALLAH MEMBUTUHKAN IMANMU"

| Kamis, 12 Januari 2012

Jumat,13 Januari 2012
Peringatan St. Hilarius, Uskup dan Pujangga Gereja
Mrk.2:1-12

Dalam perjalanan kehidupan beriman, kadang kita tiba pada saat dimana iman menjadi lemah dan harapan seakan sirna akibat problem yang kita sendiri tak bisa tangani di satu pihak, tapi rasanya Allahpun seakan diam membisu terhadap permohonan dan doa-doa kita di lain pihak, sehingga kitapun berteriak bertanya; “Allah, dimanakah Engkau? Apakah Engkau diam membisu ketika aku harus menderita seperti ini?“

Meskipun demikian, Injil hari ini memberikan kita seberkas harapan bahwa iman teman, sahabat kenalan dan saudara/i kitapun sangat dibutuhkan dalam setiap derita kita. Ketika Yesus melihat iman keempat orang yang mengusung teman mereka yang lumpuh dan menurunkan dari atap rumah di hadapan-Nya, Iapun berkata kepada orang lumpuh itu; “Anak-Ku, dosamu telah diampuni...Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah!

Hanya mau mengatakan bahwa doa yang dipanjatkan oleh teman, saudara dan sahabat kenalan dengan penuh iman sangat besar manfaatnya bagi kita yang sedang goncang iman, yang sedang sakit dan bahkan tertimpah masalah hihup. Baik dia/mereka dan kita takan pernah tahu apa yang terjadi setelah doa, tapi Allah yang mengetahui dan menilik hati kita, akan memberikan yang terbaik kepada dia/mereka yang kita doakan. Dengan kata lain, sahabat/saudara kita membutuhkan doa kita, tapi Allah selalu membutuhkan iman yang kokoh kuat dari kita yang sedang mendoakan orang lain. Lakukanlah apa yang bisa Anda lakukan, yakni dengan berdoa, dan berilah waktu atau nantikanlah saat terindah dari Allah untuk mengabulkan doa-doamu.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabatnya,

***Duc in Altum***

Doa Angelus

|
Maria diberi kabar oleh malaikat Tuhan, bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus.

Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus. Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan pada waktu kami mati. Amin.

Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu.

Salam Maria ....

Sabda sudah menjadi daging, dan tinggal di antara kita.

Salam Maria ....

Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah, supaya kami dapat menikmati janji Kristus.

Ya Allah, karena kabar malaikat kami mengetahui bahwa Yesus Kristus Putra-Mu menjadi manusia; curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya karena sengsara dan salib-Nya, kami dibawa kepada kebangkitan yang mulia. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami. Amin.

Didoakan pada jam 6 pagi, jam 12 siang & jam 6 sore.

Sejarahnya : http://yesaya.indocell.net/id251.htm

Menghindari Ketertarikan (Attraction) yang Fatal

|

Tulisan ini merupakan ringkasan dari artikel berseri yang didasarkan pada buku Men, Women and The Mystery of Love. Penulis aslinya, Edward P. Sri memberikan berbagai pemahaman yang mendalam tentang hubungan pria-wanita seperti yang terdapat pada buku Love and Responsibility yang ditulis oleh beato Yohanes Paulus II. Saya akan merangkum tulisan berseri tersebut dalam bahasa Indonesia. Artikel aslinya bisa dilihat disini.

Seorang pria tertarik pada kepribadian yang hangat dari seorang wanita, senyumnya yang manis dan kebaikannya kepada orang lain. Ketertarikan dasar seperti ini sering terjadi diantara pria dan wanita, bahkan terjadi cukup cepat : Seorang wanita melihat seorang pria berdoa di Gereja kemudian memikirkannya sepanjang hari; Pria dan wanita yang merupakan teman selama beberapa bulan akan saling mengalami ketertarikan satu sama lain baik itu secara emosional atau secara fisik.

Dalam buku Love and Responsibility, Yohanes Paulus II menganalisa anatomi ketertarikan. Apa yang sungguh terjadi ketika pria dan wanita saling tertarik satu sama lain?

Anatomi Ketertarikan

Pada tingkat yang paling dasar, tertarik kepada seseorang berarti dianggap oleh seseorang sebagai sebuah kebaikan (hal. 74). Untuk mengalami ketertarikan pada orang lain, berarti ia memahami suatu nilai dalam pribadi orang itu (seperti kecantikan, kepribadian, dst) dan merespon terhadap nilai tersebut. Ketertarikan tersebut melibatkan indra, pikiran, kehendak, emosi dan keinginan (desire) kita.

Ketertarikan terjadi begitu mudah karena adanya dorongan seksual, yaitu kecenderungan untuk mencari seseorang yang berbeda jenis kelamin. Dorongan seksual mengarahkan seseorang secara khusus pada kualitas fisiologis dan psikologis dari pribadi yang berbeda jenis kelamin – tubuh dan maskulinitas atau feminitas mereka. Yohanes Paulus II menyebut kualitas fisik dan psikologis ini sebagai “nilai seksual” seorang pribadi.

Karenanya, seseorang tertarik dengan lawan jenis dalam 2 cara : secara fisik dan emosional. Pertama, pria tertarik secara fisik kepada tubuh wanita, dan sebaliknya. Ketertarikan ini disebut sensualitas tubuh.

Kedua, pria tertarik secara emosional pada feminitas wanita, dan sebaliknya. Hal ini disebut ketertarikan sentimentalitas emosional. Pada artikel ini, kita akan fokus pada ketertarikan sensual yang dialami pria dan wanita satu sama lain.

Indra dan Sensualitas

Sensualitas berkaitan dengan nilai seksual yang dihubungkan pada tubuh pribadi lawan jenis. Ketertarikan ini tidaklah buruk karena dorongan seksual dimaksudkan untuk menarik kita bukan semata-mata kepada tubuh, tapi kepada tubuh seorang pribadi. Karenanya reaksi sensual awal diarahkan pada persatuan personal (bukan sekedar persatuan fisik), dan berperan sebagai bahan dalam membenuk cinta yang autentik bila di integrasikan dengan aspek-aspek cinta yang lebih tinggi dan mulia seperti kehendak baik (good will), persahabatan, kebajikan (virtue), dan komitmen pemberian diri (self-giving commitment) (hal. 108).

Ketertarikan sensual ini dapat menuntun pada bahaya besar. Pertama, “sensualitas sendiri bukanlah cinta dan dapat dengan meudah menjadi yang bertentangan dengannya” (hal. 108). Alasannya adalah karena sensualitas bisa dengan mudah jatuh ke dalam utilitarianisme. Hanya ketika sensualitas dialami, kita mengalami tubuh pribadi lain sebagai “objek yang berpotensi memunculkan kenikmatan.” Kita mereduksi pribadi hanya pada kualitas fisik – tubuhnya saja. Dan kita melihatnya sebagai objek yang memberikan kesenangan dari kualitas tersebut.

Hal yang paling tragis adalah ketika keinginan sensual (sensual desire) yang diarahkan pada persatuan pribadi dengan orang berbeda jenis kelamin, bisa mencegah kita dari mencintai pribadi tersebut. Contohnya, pria yang secara aktif mencari tubuh wanita sebagai sarana untuk memenuhi kepuasan seksnya. Ia hanya fokus pada nilai seksual – khususnya kesenangan yang didapat dari nilai tersebut – sampai pada titik dimana ketertariakn sensual ini mencegahnya untuk merespon pada nilai tersebut sebagai seorang pribadi. Oleh karena itulah, sensualitas adalah buta bagi tiap pribadi dan “sensualitas memiliki orientasi consumer – ia diarahkan terutama kepada sebuah ‘tubuh’ : ia menyentuh pribadi hanya secara tidak langsung, dan cenderung menghindari kontak langsung” (hal. 105)

Mencintai Coklat?

Kedua, sensualitas juga bisa gagal dalam memahami keindahan sejati tubuh. Keindahan atau kecantikan dialami melalui kontemplasi, bukan keinginan untuk mengeksploitasi. Kontemplasi pada keindahan mendatangkan kedamaian dan sukacita, sedangkan “sikap konsumer” yang mengekploitasi objek demi kesenangan mendatangkan ketidaksabaran, kegelisahan, dan keinginan yang kuat untuk kepuasan.

Mari kita menggunakan analogi. Seseorang memiliki kesempatan melihat karya ‘seniman coklat’. Ia menampilkan berbagai coklat yang berbentuk kapal, bunga, burung, menara dan bangunan. Semuanya terbuat dari coklat, coklat hitam dan coklat putih.

Terdapat dua sikap yang bisa kita arahkan terhadap bentuk-bentuk coklat tersebut. Di satu sisi, seseorang bsia melihatnya sebagai karya seni, mengagumi keindahan dan membiarkan dirinya dibawa oleh kebesarannya, proporsi coklat yang sempurna, detailnya yang sulit dimengerti, kemahiran pembuatnya, merasa kagum dan heran bahwa masterpiece tersebut dibuat dari gula dan coklat.

Di sisi lain, seseorang bisa melihatnya sebagai makanan untuk dilahap – coklat yang lezat akan memuaskan rasa lapar! Sikap ini mereduksi karya coklat tersebut sebagai objek semata-mata untuk dieksploitas demi kesenangan individu. Disini, sensualitas agal memahami tubuh manusia sebagai masterpiece ciptaan Allah yang indah, karena ia mereduksi tubuh sebagai objek untuk dieksploitasi untuk memuaskan keinginan sensual individu.

Michelangelo dan Playboy

Pornografi dan karya seni yang mengambarkan tubuh telanjang memiliki perbedaan. Pornografi pada majalah playboy, tidak menarik perhatian orang pada keindahan tubuh manusia, melainkan ia menarik perhatian pada tubuh sebagai objek untuk digunakan dalam memuaskan hasrat seksual seseorang. Pornografi mereduksi tubuh manusia pada nilai seksual tubuh. Sebaliknya, karya seni yang menggambarkan tubuh telanjang manusia sebagai sesuatu yang indah tidak mereduksi pribadi manusia, namun membawa pada kontemplasi misteri pribadi manusia sebagai masterpiece dalam ciptaan Allah. Karya seni menuntun individu pada kontemplasi keindahan, kebenaran, dan kebaikan tubuh manusia, sedangkan pornografi membawa seseorang untku mereduksi tubuh manusia sebagai objek yang dapat dieksploitasi. Tidak banyak orang akan jatuh dalam dosa karena melihat lukisan Michelangelo yang menggambarkan Adam dan Hawa di kapel Sistine, tapi akan ada banyak pria yang jatuh pada dosa karena pikiran bernafsu ketika melihat gambar-gambar di majalah Playboy!

Diperbudak oleh Sensualitas

Sensualitas, jika dibiarkan tanpa diperiksa begitu saja, akan menjadi budak bagi segala hal yang menstimulasi keinginan sensual kita. Contohnya, ketika seorang pria bertemu wanita yang berpakaian dengan cara tertentu, ia tidak akan bisa melihatnya tanpa berpikiran kotor terhadapnya. Ketika ia melihat gambar wanita di TV, ia tidak bisa melawan untuk tidak melihatnya, karena ia sangat mendambakan nilai seksual wanita itu dan ingin menikmati kesenangan yang didapat dengan melihatnya.

Dengan budaya Amerika yang secara konstan membombardir orang-orang dengan gambar seksual yang mengeksploitasi sensualitas, orang diajak untuk fokus pada tubuh saja. Dan dengan mudah orang diperbudak, dibawa dari satu nilai seksual pada nilai seksual lainnya. Seperti yang dikatakn Yohanes Paulus II, sensualitas itu sendiri “berubah-ubah, berbalik dimanapun ia menuemukan nilai, kapanpun ‘objek yang berpotensi menimbulkan kenikmatan’ muncul.” (hal. 108)

“Aku Bisa Melihat, Tapi Tidak Bisa Menyentuh”

Paus memperingatkan bahwa seseorang tidak bisa menggunakan tubuh pribadi lain bahkan ketika pribadi tersebut tidak hadir secara fisik. Ia tidak perlu melihat, mendengar, atau menyentuh untuk mengeksploitasi tubuh seseorang demi memperoleh kesenangan sensual. Contohnya : Pria bisa menggunakan memori dan imajinasinya untuk “berhubungan dengan ‘tubuh’ wanita yang tidak hadir secara fisik, mengalami nilai tubuh itu sejauh ia membetuk ‘objek yang mungkin memberikan kenikmatan’” (hal. 108-109)

Pria juga sering membenarkan tindakan mereka dengan berkata “tidak ada salahnya untuk berpikiran kotor /mesum tentang wanita, aku tidak melukai siapapun ketika melakukannya!” Bahkan pria yang telah menikah juga bisa berpikir “Aku tidakberzinah ketika melihat wanita dengan cara ini [maksudnya dengan berpikiran mesum/kotor]. Aku bisa melihat, hanya tidak bisa menyentuhnya”. Menanggapi hal tersebut, kita harus mengingat perkataan Kristus : “Every one who looks at a woman lustfully has already committed adultery with her in his heart” – Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. (Mat 5 : 28)

Singkatnya, Yohanes Paulus II menekankan bahwa sensulitas saja bukanlah cinta. Ia bisa menjadi “bahan mentah” untuk perkembangan cinta sejati. Tapi kerinduan pada nilai seksual tubuh harus dilengkapi dengan elemen-elemen cinta lainnya yang lebih mulia, seperti kehendak baik, persahabatan, kebajikan, komitmen total, cinta yang memberi diri (self-giving love, tema ini akan didiskusikan di artikel selanjutnya). Jika sensualitas tidak diintegrasikan dengan elemen cinta lainnya, keinginan sensual akan merusak sebuah hubungan. Faktanya ia bisa menghancurkan cinta antara pria dan wanita, dan dapat mencegah cinta berkembang diantara pria dan wanita.
(Bagi yg tdk bisa buka link, Repost : Gereja Katolik)

Renungan Hari ini: "MAUKAH ENGKAU SEMBUH?"

| Rabu, 11 Januari 2012
Kamis, 12 Januari 2012
Peringatan Sta. Hilda, Abbas, St. Modestus, Uskup dan Abbas dan St. Alred
Mrk.1:40-45;

Injil hari ini menceritakan tentang kisah kesembuhan seorang yang sakit kusta. Ia datang kepada Yesus dan berkata; “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Tergerak oleh belas kasihan, Yesuspun menjawabnya: “Aku mau, jadilah tahir!” Sungguh, Yesus datang bukan hanya sebagai Penyelamat tapi juga sebagai Penyembuh. Dialah dokter ajaib yang dapat menyembuhkan karena kekuatan kuasa yang ada di dalam Diri-Nya. Sabda-Nya adalah obatnya, tapi imanmulah yang mengizinkan kesembuhan itu terjadi padamu.

Pagi ini, kita membalikkan pertanyaan dalam bacaan hari ini sehingga masing-masing dari kita siap mendengarkan pertanyaan Yesus; “Maukah engkau sembuh, putra-putriku?” Mengapa? Karena banyak orang bukan hanya sakit fisik tapi lebih dari itu sebenarnya kita menderita sakit psikis alias luka-luka batin, yang dipelihara dan dipupuk oleh dendam dan iri hati, sehingga luka itu semakin hari semakin menganga dan menyengsarakan. Ada saja di antara kita yang tidak mau memaafkan atau sebaliknya tidak mau meminta maaf atas salah dan dosanya. Ada saja diantara kita yang tidak puas ketika dendamnya belum terbalaskan, dan beragam contoh lainnya. Semuanya membuat kita bukan hanya terkapar dalam sakit fisik tapi lebih dari itu sakit hati atau luka-luka batin, yang mengikat dan merongrong kesehatan tubuh dan jiwa kita.

Oleh karena itu, kuyakinkan engkau pagi ini bahwa Yesus ingin menyembuhkanmu, tapi apakah engkau ingin sembuh atau disembuhkan? Kesembuhan fisik dan psikismu hanya terjadi atas izinmu sama seperti luka-luka yang terjadi padamu atas izinmu sendiri.


Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,

***Duc in Altum***

Sumber: Gereja Katolik

Renungan: ENGKAU MEMERLUKAN MUJIZAT, TAPI YESUS MEMBUTUHKAN IMAN DAN CINTAMU

| Senin, 09 Januari 2012

Selasa, 10 Januari 2012
Peringatan St. Gregorius X, Paus dan Martir, St. Agatho, Paus dan Pengaku Iman dan St. Petrus Orseola, Pengaku Iman
Mrk.1:21-28

Fenomena iman dan orang beriman dewasa ini ketika tuntutan hidup semakin tinggi dan berat, ketika banyak problem muncul dalam relasi antar manusia, maka orang-orang beriman cenderung mencari mujizat dan tanda-tanda heran yang tentunya dengan harapan agar tubuh/raga disembuhkan dan hati serta jiwa mendapatkan kedamaian. Karena itu, tak heran bila ada pastor atau pendeta atau siapa saja yang mempunyai talenta/karisma menyembuhkan atau bahkan “yang berpura-pura” pun selalu digandrungi oleh banyak orang beriman, dan bahkan orang rela mengorbankan apa saja untuk bertemu dengannya.

Injil hari ini menceritakan tentang pengusiran roh jahat oleh Yesus. Si jahat mengenali Yesus sehingga ia berkata; “Aku tahu siapakah Engkau – Yang Kudus dari Allah.” Yesus menghardiknya; “Diam! Keluarlah daripadanya!” Syukur kalau ada yang masih mengusir roh jahat dengan kuasa dan dalam Nama Yesus. Akan tetapi, jika roh jahat diusir dengan kekuatan magic atau ilmu gaib lainnya. Apa bedanya roh jahat dengan yang mengusirnya?

Karena itu, jika karena imanmu akan Yesus Anda disembuhkan, maka bersyukurlah! Akan tetapi, hal yang terpenting dalam soal iman adalah kepasrahan total akan kuat kuasa Allah. Yesus tidak ingin kita mengimani-Nya hanya karena mujizat atau tanda heran saja, melainkan iman yang berdasarkan keputusan bebas seseorang. Cinta akan Yesus sehingga mengimani-Nya jauh lebih indah daripada kebutuhan akan sebuah tanda heran/mujizat. Apa yang aku yakini bahwa ketika engkau memiliki iman yang kokoh kuat akan Yesus maka segala sesuatu yang Anda lihat, lakukan dan rasakan adalah tanda-tanda heran yang membuatmu terkagum-kagum akan cara-Nya Yesus mencintaimu.


Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

KONFLIK BOLEH TAPI JANGAN PISAH

| Kamis, 05 Januari 2012
Gereja Katolik



Kebesaran jiwa pasangan nikah terletak pada kemampuannya untuk menyelesaikan setiap persoalan tanpa harus berpisah ranjang bahkan pisah untuk selamanya, apalagi pisah dan mendapatkan tambatan di hati yang lain.


Hanya mau mengatakan bahwa "hati-hatilah terhadap segala bentuk ancaman terhadap rumah tanggamu di zaman ini. Anda boleh beda pendapat, dan bahkan konflik bisa terjadi di antaramu, tapi janganlah semuanya itu menjadi alasan untuk berpisah satu dari yang lain. Ingatlah Sabda Tuhan: "Apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia." Akan tetapi, jika Anda mau bahkan sudah bercerai, maka mungkin Allahpun akan heran memandanganmu, karena engkau sungguh ciptaan yang mau melebihi Sang Penciptamu. Karena itu, kembalilah kepada pasanganmu."***Duc in Altum***

Renungan harian 5 Januari 2012-Orang sering berubah karena pengalaman langsung tentang kasih Tuhan

| Rabu, 04 Januari 2012

Kamis, 5 Januari 2012
HARI BIASA MASA NATAL (P)

St. Simeon Stylites Tua;
St. Yohanes Nepomuk Neumann; B. Karolus Houben
1Yoh 3:11-21,
Mzm 100:1,2,3,4,5,
Yoh 1:43-51
Bacaan Injil : Yoh. 1:43–51
Pada keesokan harinya Yesus memu­tus­kan untuk berangkat ke Galilea. Ia ber­temu dengan Filipus, dan berkata ke­pa­danya: ”Ikutlah Aku!” Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Filipus bertemu de­ngan Natanael dan berkata ke­padanya: ”Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.”
Kata Natanael kepadanya: ”Mung­­kinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Kata Filipus kepadanya: ”Mari dan lihat­lah!” Yesus melihat Natanael datang kepa­da-Nya, lalu berkata tentang dia: ”Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!”
Kata Natanael ke­pada-Nya: ”Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: ”Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya: ”Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya: ”Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.” Lalu kata Yesus kepadanya: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Renungan
Filipus bercerita tentang pertemuannya dengan Mesias, Yesus dari Nazaret. “Mungkinkan sesuatu yang baik datang dari Nazaret”, demikian reaksi sinis Natanael. Filipus tidak berdebat lebih lanjut. Ia hanya mengatakan, “Mari dan lihatlah”. Filipus tidak memberi penjelasan, karena pola berfikir Natanael masih sepenuhnya pola lama. Biarlah Natanel mengalami sendiri. Benarlah demikian. Kesan pertemuan dengan Yesus itu begitu mendalam, sehingga ia langsung menyerukan pengakuan iman. “ Engkau anak Allah, Engkau Raja Israel”.
Mencoba meyakinkan orang tentang nilai-nilai iman dengan argumen-argumen logis  seringkali tidak berhasil. Orang sering berubah karena pengalaman langsung tentang kasih Tuhan. Mungkin karena peristiwa pahit, mungkin karena keguncangan hebat. Tapi sering juga terjadi orang menerima Yesus karena melihat pola hidup kaum beriman yang penuh cinta dan membawa kedamaian. Tugas kita ialah menjadikan hidup kita sarana agar orang mengalami sentuhan kasih Tuhan, dalam tutur kata dan sikap hidup.
Sumber : berjalan bersama Sang sabda 2012

Renungan harian 3 januari 2012-Yohanes mendorong para murid untuk mengikuti Mesias, bukan dirinya

| Senin, 02 Januari 2012
1Yoh 2:29-3:6,
Mzm 98:1,3cd-4,5-6,
Yoh 1:29-34
Bacaan Injil : Yoh. 1:29–34
Pada keesokan harinya Yohanes meli­­hat Yesus datang kepadanya dan ia ber­ka­ta: ”Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku sen­diri pun mula-mula tidak mengenal Dia, te­tapi untuk itulah aku datang dan membaptis de­ngan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.” Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: ”Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.”
Renungan
Oleh pewartaannya tentang kedatangan Sang Mesias, Yohanes menjadi pusat perhatian. Orang-orang datang kepadanya dari berbagai daerah untuk diperbaharui imannya dalam baptisan tobat. Sebagai manusia, pencapaian ini dapat mejadi godaan. Namun Yohanes tetap setia pada misinya. Ia bentara Mesias, ia bukan Mesias. Maka perhatian orang harus terpusat pada Mesias, bukan dirinya. “Lihatlah Anak Domba Allah”, kata Yohanes. Yohanes mendorong para murid untuk mengikuti Mesias, bukan dirinya. Pertanyaan kita, dari mana sumber kekuatan Yohanes?
Kekuatan Yohanes terletak dalam proses penempaan diri yang berlangsung bertahun-tahun dalam hidup yang keras di padang gurun. Penempaan diri tersebut membuatnya melihat faktor kemuliaan dunia sebagai hal yang tak penting. Baginya, keberhasilan itu terjadi ketika orang-orang berpaling dari dirinya dan mulai mengikuti Yesus. Selalu menyadari hakekat diri,  itulah kunci kekuatan Yohanes.
Sumber : Mengikuti Sang sabda 2012

Program Mimbar katolik di media Radio & TV

|

Siaran Radio

Radio Cakrawala 98.3 FM.
Setiap pagi pk.05.30 -06.30
 OASE ROHANI KATOLIK   (ORK)
Dikelola oleh kelompok ADORAMUSTEsebagai kepanjangan KOMSOS KAJ di bidang siaran radio.
Renungan ORK bersumber dari bacaan liturgi harian yang dibawakan oleh 12 imam secara bergantian.
Berdasarkan hasil survey radio Cakrawala, lebih dari 6000 orang di JABOTABEK mendengarkan renungan ini setiap harinya.
******
Ada banyak fakta menarik karena mendengarkan siaran ORK setiap pagi, antara lain:
(1) seorang anak laki-laki ingin menjadi imam karena tersentuh siaran ORK yang didengarnya setiap pagi di mobil saat sang mama mengantarkannya ke sekolah.
(2) hubungan suami-istri yang tadinya retak, kini kembali harmonis setelah keduanya mendengarkan siaran ORK dari kamar yang berbeda
(3) Mujizat kesembuhan pun nyata: seorang Bapak sembuh dari kebutaannya. Menurutnya, ia berproses untuk semakin yakin dan percaya kepada Allah yang diandalkannya melalui renungan, doa-doa, dan berkat para imam setiap pagi di ORK
dan banyak lagi kesaksian yang diberikan pendengar melalui surat, mail maupun sms.
*****

Siaran TV

” PENYEJUK IMAN KATOLIK “
Stasiun   :  Televisi PT. Indosiar Visual Mandiri, Jakarta
Hari       :  Minggu, 20 & 27 November 2011
Jam        :  04.30 – 05.30 WIB
Tema     :  “BERSYUKUR DALAM MELAYANI”
Presenter:  Rm. L. Heri Purnawan MSF

Sinopsis:
Penyejuk Imani Katolik kali ini berisi antara lain talkshow dengan tema “Unggul dalam Mengasuh Anak” bersama Andreas Susetyo, seorang Life & Mindset Therapist.  Ditampilkan pula Rubrik Sayur Lodeh Kehidupan mengenai “Ibu Annie Avantie, Semarang .”  Diperkaya dengan “Perayaan Syukur Hidup Bakti Suster-suster OSF Semarang.”  Seperti biasanya program akan ditutup dan dibuka  dengan dengan sebuah lagu.

Renungan harian 2 januari 2012-Melalui kesaksian dan teladan menunjukkan Kristus

| Minggu, 01 Januari 2012
Pw St. Basilius Agung dan
St. Gregorius dr Nazianze (P)
Bacaan I : 1Yoh. 2:22–28
Mazmur : 98:1.2–3b.3c–4; R: 3b
Bacaan Injil : Yoh. 1:19–28
Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem me­ng­­u­tus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: ”Siapakah engkau?” Ia mengaku dan tidak ber­dusta, katanya: ”Aku bukan Mesias.” Lalu me­re­ka ber­tanya kepadanya: ”Kalau begitu, sia­pa­kah eng­kau? Elia?” Dan ia menjawab: ”Bukan!” ”Eng­kau­kah nabi yang akan da­tang?” Dan ia men­ja­wab: ”Bukan!” Maka kata mereka kepa­da­nya: ”Siapakah engkau? Sebab kami harus mem­­beri jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?” Jawabnya: ”Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.” Dan di antara orang-orang yang di­­utus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka ber­tanya kepadanya, katanya: ”Mengapa­kah eng­kau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?” Yohanes menjawab mereka, katanya: ”Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-te­ngah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Hal itu terjadi di Betania yang di seberang Su­ngai Yordan, di mana Yohanes membaptis.
Renungan
Pertanyaan ”siapakah Anda” cukup lumrah dalam kehidupan kita sehari-hari ketika kita berhadapan atau berkenalan dengan orang lain, apalagi dengan seseorang yang baru kita jumpai. Ada rasa ingin tahu yang besar tentang identitas atau jati dirinya, tidak hanya tentang nama dan pekerjaannya, tetapi juga pribadinya.
Yohanes Pembaptis dihadapkan dengan pertanyaan yang sama. Khotbahnya telah menyebabkan kebingungan dan tanda tanya tentang siapakah dia di tengah situasi penantian akan Mesias yang dijanjikan. Kepada para utusan yang bertanya Ia menyatakan diri bukan Mesias, juga bukan Elia dan bukan nabi yang akan datang. Dengan berani, jujur dan rendah hati Yohanes menyatakan diri sebagai pendahulu sang Mesias, dengan mengutip Nabi Yesaya 40:3: ”Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan!” (Yoh. 1:23). Yohanes tidak mau memanipulasi identitasnya. Ia menyatakan kebenaran tentang dirinya. Melalui kesaksian dan teladannya Ia menunjukkan Kristus, sang Mesias, kepada orang-orang lain.
Kita pun diundang dan ditantang untuk menampakkan Kristus kepada orang-orang lain dengan menunjukkan jati diri kita sebagai anak-anak Allah, pengikut-pengikut Kristus, secara berani, jujur dan rendah hati. Kita pun bertanya: manakah situasi-situasi yang membuat saya diliputi ketakutan dan kecemasan untuk menunjukkan identitas Kristiani yang sebenarnya?
Tuhan, jadikanlah aku berani, jujur dan rendah hati untuk menyerukan Engkau di tengah ketakutan dan kecemasan orang-orang di zaman sekarang ini. Amin.
Sumber : Ziarah Batin 2012
 

Copyright © 2010 Bacaan Injil Harian