Keblinger

Keblinger

Talkshow bertema : Compassionate Professionals and Entrepreneurs

| Minggu, 22 April 2012



Salam dalam kasih Kristus,

Profesional dan Usahawan Katolik (PUKAT) Keuskupan Agung Jakarta akan menyelenggarakan talkshow bertema : Compassionate Professionals and Entrepreneurs,  dengan nara sumber :

·         Dahlan Iskan - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
·         Hasnul Suhaimi - Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk.
·         Prijono Sugiarto - Presiden Direktur PT Astra International Tbk.
·         Romo Deshi Ramadhani SJ - Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara
·         Rosianna Silalahi – Moderator

pada hari Rabu, 25 April 2012 mulai pukul 16.00 (4 sore)
 bertempat di Grand Ballroom Ritz Carlton Hotel Mega Kuningan Jakarta.

Talkshow ini akan diawali dengan perayaan ekaristi yang akan dipersembahkan oleh Mgr.  Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta.

Kami sungguh gembira apabila Bapak dan Ibu berkenan hadir dalam acara ini.


Jakarta, 3 April 2012
PUKAT Keuskupan Agung Jakarta 


Ignatius Diono Suwarno
Ketua Umum


Konfirmasi kehadiran :
Shanti  K. Sulistijo : 0811925426 / shantiksulistijo@yahoo.com
Imelda Santi  0813 8174 4239
Dinner fee Rp 450.000,00

KATEKESE EKARISTI DARI DOKUMEN GEREJA (1)

| Senin, 02 April 2012


by GK on Tuesday, March 6, 2012 at 8:16pm ·
diambil dari SACRAMENTUM CARITATIS (SAKRAMEN CINTA KASIH), Anjuran Apostolik Bapa Suci Benediktus XVI1.      Sakramen Cinta kasih, Ekaristi kudus, adalah karunia pemberian diri Yesus Kristus, yang mengungkapkan kepada kita, kasih Allah yang tak terbatas kepada setiap orang, laki-laki dan perempuan. Sakramen yang mengagumkan ini, menyatakan kasih yang “lebih besar” itu, yakni kasih yang mendorong Dia untuk “memberikan nyawa-Nya bagi sahabat-sahabat-Nya” (Yoh 15:13). Yesus sungguh mengasihi mereka “sampai kepada kesudahannya” (Yoh 13:1). Dengan kata-kata itu Penginjil menampilkan tindak kerendahan hati Kristus yang luar biasa: sebelum wafat di salib bagi kita, Ia mengikatkan sehelai kain pada pinggang-Nya, dan membasuh kaki murid-murid-Nya. Dengan cara yang sama, dalam Sakramen Ekaristi, Yesus terus mengasihi kita “sampai pada kesudahannya” , bahkan menyerahkan tubuh dan darah-Nya kepada kita. Betapa besar rasa takjub para rasul menyaksikan apa yang dilakukan dan dikatakan Tuhan dalam Perjamuan Malam itu! Betapa besar pula rasa kagum yang ditimbulkan oleh misteri Ekaristi dalam hati kita!Santapan Kebenaran
2.      Dalam Sakramen Altar ini Tuhan menjumpai kita, manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Bdk,Kej 1:27), dan menjadi teman sepanjang perjalanan kita. Dalam sakramen ini, Tuhan sungguh menjadi makanan bagi kita, untuk memuaskan dahaga kita akan kebenaran dan kebebasan. Karena hanya kebenaran yang mampu membebaskan kita (bdk.Yoh 8:32), maka Kristus menjadi santapan kebenaran bagi kita. Dengan gambaran insani yang sederhana, Santo Agustinus menunjukkan dengan jelas bagaimana kita secara spontan merasa terharu, dan bukan karena terpaksa, apabila kita menjumpai sesuatu yang menarik dan kita inginkan. Sambil bertanya dalam hati, apa yang paling mengharukan kita, Uskup kudus ini berkata lebih lanjut, “Apakah yang paling didambakan oleh jiwa kita selain kebenaran?” Setiap orang dari kita memiliki kerinduan bawaan yang tidak dapat dipadamkan, terhadap kebenaran yang tertinggi dan definitif. Tuhan Yesus, “Jalan, Kebenaran, dan Kehidupan” ( Yoh 14:6), menjawab dahaga kita, hati peziarah yang merindukan sumber kehidupan, hati yang mendambakan kebenaran. Yesus Kristus adalah kebenaran dalam wujud manusia, yang menarik dunia kepada diri-Nya. “Yesus adalah bintang pedoman untuk kebebasan manusia: tanpa Dia, kebebasan kehilangan fokusnya, karena tanpa pengetahuan tentang kebenaran, kebebasan kehilangan makna, asing, dan merosot menjadi sesuatu yang hampa. Bersama Dia, kebebasan menemukan jati dirinya.” Dalam Sakramen Ekaristi, Yesus secara khusus menunjukkan kepada kita kebenaran tentang cinta kasih yang merupakan hakikat Allah sendiri. Kebenaran injili inilah yang menantang setiap kita dan juga seluruh keberadaan kita. Karena alasan ini, Gereja, yang menemukan pusat hidupnya dalam Ekaristi, terus menerus berusaha memaklumkan kepada semua orang, baik atau tidak baik waktunya (bdk. 2 Tim 4:2) bahwa Allah adalah kasih. Sungguh, Kristus telah menjadi santapan kebenaran bagi kita; karena itu Gereja berpaling kepada setiap orang, laki-laki dan perempuan, untuk menyambut karunia Allah ini dengan bebas.
Untuk direnungkan (tambahan oleh admin):
  • Apakah kita sudah menyadari bahwa setiap kali kita merayakan Ekaristi, kita tidak hanya merayakan sebuah ritual belaka, namun merayakan cinta kasih Kristus yang “sampai pada kesudahannya”?
  • Apakah sejauh ini Ekaristi yang kusambut sudah menggerakkanku untuk berkorban?
  • Apakah Ekaristi sudah menjadi teman dalam perjalanan hidup saya? Apa yang mendasari saya menyambut Komuni? Karena kerinduan atau karena kewajiban semata?
  • Bagaimana saya selam ini memahami “kebebasan”? Apakah saya sudah menyerahkan kebebasan saya kepada Tuhan, sehingga Dia menjadi satu-satunya pedoman hidup saya?  ~IOJC (tu scis quia amo te)~

"SENJATA MEMATIKAN UNTUK PARA MUSUHMU"

|

Para musuh (orang2 yang membencimu) akan selalu memancingmu untuk melakukan tindakan pembalasan kepada mereka, karena hanya dengan cara itu mereka akan menunjukkan kuasa dan kekuatannya di hadapanmu. Semakin Anda menunjukkan reaksi balasan lewat kata dan tindakanmu maka mereka akan semakin afresif menyerangmu.

Yesus memberikan cara terindah untuk menyelamatkan jiwa mereka dan jiwamu lewat sabda-Nya hari ini; "Cintailah musuhmu dan berdoalah bagi yang memfitnah dan menganiaya kamu."

Mencintai musuh berarti menggantikan kecenderungan balas dendam dengan kasih sayang dan cinta tanpa batas. Mendoakan mereka yang memfitnah dan menganiaya kamu, adalah tindakan penyerahkan perkaramu kepada Tuhan. Keduanya menunjukkan bagaimana Anda harus berkorban.....Bukankah mencintai dan mendoakan musuh dan yang memfitnah kita adalah tindakan pengorbanan diri? Anda merasa sulit? Memang tindakan itu sulit, tapi Yesus telah melakukannya untukmu tanpa bertanya mengapa Ia harus berkorban. Masakan Dia yang telah berkorban untukmu tak bertanya mengapa, lalu ketika Anda dimintah untuk berkorban untuk dirimu sendiri, Anda harus bertanya mengapa dan untuk apa?

Ingatlah ini; ketika Anda diam dan tidak membalas musuh-musuhmu, malah sebaliknya, mendoakan mereka, adalah tindakan pembungkaman nafsu mereka untuk menyerangmu. Ajakan Yesus untuk mencintai musuh-musuhmu dan mendoakan mereka yang memfitnah dan menganiaya kamu mau mengatakan kepadamu; “Anak-Ku, biarlah mereka berperkara dengan-Ku. Tapi, engkau, lepaskanlah dirimu dari penjara jiwamu dan nikmatilah kebahagian hidup baik di dunia ini, maupun di akhirat nanti.”

Pesanku kepadamu sebagai saudaraku; "Berkorbanlah selama hidup di dunia ini, karena ketika Anda bisa berkorban maka Anda telah dan sedang mempersiapkan kebahagiaan surgawi bagimu, karena sesungguhnya di surga bukan tempatnya untuk berkorban melainkan tempat untuk menikmati buah-buah dari pengorbananmu di dunia ini.”


Goresan jiwa seorang sahabat untuk para sahabatnya di akhir pekan,

***Duc in Altum***

IBLIS TAKAN TINGGAL DIAM

| Minggu, 01 April 2012
Sejenak untuk direnungkan: "IBLIS TAKAN TINGGAL DIAM"

Banyak orang berjuang untuk berbuat baik, namun kadang mereka kecewa bahkan berhenti hanya karena suara-suara sumbang yang mengeritik bahkan yang menolak kehadiran mereka. Terhadap apa yang dikatakan, bahkan lewat penampilan foto sekalipun selalu menjadi bahan cemoohan.

Karena itu, kuyakinkan engkau sebagai sahabat dan saudaraku bahwa "iblis tak pernah tinggal diam memandang semua perbuatan baikmu." Ia akan selalu berjuang untuk menghancurkanmu, dan bila perlu memisahkanmu dari Allah, yang karena Dialah engkau berbuat baik kepada sesama."

Perkuatkanlah hati dan jiwamu dalam doa-doamu di hadapan Dia Yang empunya kuasa untuk mengusir roh jahat. Dalam Nama-Nya, semua yang ada di surga dan bumi bertekuk lutuk menyembah-Nya. Engkau pasti bisa melakukannya karena Allahmu sungguh luar biasa dalam kuat kuasa-Nya.
 

Copyright © 2010 Bacaan Injil Harian