Keblinger

Keblinger

Renungan harian 28 Desember 2011

| Selasa, 27 Desember 2011

Rabu, 28 Desember 2011

1Yoh 1:5-2:2,
Mzm 124:2-3,4-5,7b-8,
Mat 2:13-18
Bacaan Injil : Mat 2:13-18
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.”
Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir,dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.”
Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.
Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia:
“Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.”

Renungan

Dalam perang sekalipun, anak-anak selalu mendapat prioritas perlindungan dari dua pihak yang bertikai. Sangatlah menyedihkan mendengar berita-berita tentang pembantaian anak-anak dalam perang-perang sektarian yang leanda berbagai kawasan di dunia. Dalam konflik Ambon, Poso, Sampit, dll, hal ini terjadi. Dalam konflik berwarna sama di Nigeria, anak-anak turut menjadi korban. Demikian pula di Rwanda dan Burundi. Sayangnya, dunia memandang dengan prihatin keadaan ini tetapi tidak banyak yang dilakukan. Bahkan ada gerombolan milisi yang menjadikan pemerkosaan kaum perempuan dan pembunuhan anak-anak sebagai metode melemahkan lawannya.
Pembantaian anak-anak ternyata menyertai kisah hidup Yesus sebagai bayi kecil, putera Yosef dan Maria. Oleh keserakahan atas kekuasaan, Herodes bertindak brutal dengan membunuh anak-anak di Betlehem. Ia berprinsip, cabutlah pokoh sebelum bertumbuh menjadi besar. Bunuhlah si bayi kecil raja baru, sebelum bertumbuh besar dan mengambil alih kekuasaan.
Dalam hidup sehari-hari, yang kuat menindas yang lemah seakan-akan telah menjadi paradigma umum, kendatipun secara formal ditolak banyak orang. Tapi inilah realitas hidup yang dihadapi sehari-hari. Sayangnya, banyak orang Kristiani pun bertindak demikian, seperti melecehkan martabat manusia, mematikan usaha orang kecil, merampas hak rakyat penguasa hutan tradisional suku-suku asli dan sebagainya. Semua ini cerminan watak dan mentalitas berkuasa seperti Herodes. Kita tentu tak ingin menjadikan Gereja sebagai himpunan kaum penindas. Marilah berbuat kebaikan dan memurnikan persekutuan umat Allah.
Sumber : Berjalan bersama sang sabda 2011

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2010 Bacaan Injil Harian